KOSIK 2 "Surga Itu Bernama Taman Nasional Moyo Satonda"

KOSIK 2 "Surga Itu Bernama Taman Nasional Moyo Satonda"

06 Apr, 2023

Pulau Satonda - Taman Nasional Moyo Satonda.jpg

Sore ini kita akan jalan-jalan ke Taman Nasional termuda, taman nasional ke-55 yaitu Taman Nasional Moyo Satonda. Taman Nasional seluas 31.200,15 hektar ini ditunjuk pada bulan Agustus tahun lalu melalui surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK. 901/MENLHK/SETJEN/PLA.2/8/2022 tanggal 16 Agustus 2022. Taman Nasional Moyo Satonda termasuk bagian delineasi Geopark Tambora dan Cagar Biosfer Saleh Moyo Tambora yang di tetapkan di Paris, 15 Juni 2019 oleh Unesco. Selain itu termasuk Kawasan Andalan Nasional Sumbawa dan Kawasan Andalan Nasional Bima, sesuai Peraturan Pemerintah nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional.

P5041687.JPG

Semburat jingga di ufuk barat diselingi warna biru keabuan menghiasi cakrawala sore itu ketika kami tiba di Desa Labuan Kenanga hendak menyebrang menuju Pulau Satonda. “Redo, perahu yang mana yang akan mengantar kita?” Tangan saya bingung menunjuk ke beberapa perahu yang berjejer rapi di depan pos jaga TWA Pulau Satonda. Tabung oksigen dan alat selamnya dipindahkan satu persatu ke dalam perahu yang akan membawa kami menuju pulau yang terkenal dengan danau air asinnya itu. Tiba di Pulau Satonda, disuguhi deburan ombak pantai, kicauan burung yang bertengger di pepohonan menjadi musik alam yang menggugah indera pendengaran di tengah keheningan pulau vulkanis tak berpenghuni ini.

Pos Tanjung Pasir Pulau Moyo - Taman Nasional Moyo Satonda.jpg

Pulau Satonda menjadi terkenal sampai mancanegara karena dahulu pada tahun 1984, 1989 dan 1996 ada dua ilmuwan Eropa, Stephan Kempe dan Josef Kazmierczak meneliti Danau Satonda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Danau Satonda adalah danau purba yang terbentuk karena letusan Gunung Satonda beribu-ribu tahun lalu. “Keberadaan Stromatolit merupakan ciri danau Precambrian. Ribuan-ratusan juta tahun sebelum bintang bersel banyak (Metazoan) membentuk kompleks terumbu karang, sekelompok organism marine prokariotik (golongan bakteri dan alga biru-hijau dengan inti yang belum jelas terpisah) telah mampu menyusun struktur–struktur batu gamping terumbu yang massif melewati ribuan-ratusan juta tahun masa pelapukan sehingga struktur ini dapat ditemui membangun unsur bentang alam Amerika Utara, Afrika, Asia, dan Australia yang kemudian dikenal dengan sebutan stromatolit” terang Dr. Heryadi Rachmat, ahli geologi dari Museum Geologi Bandung menemani penyelaman kami di danau berbentuk “hati” ini. Hasil dari penyelaman hari pertama kami memperbaharui titik lokasi stromatolit aktif di danau ini.

Malam begitu hening dan syahdu ditemani secangkir kopi dan gurauan ringan disela diskusi kami menentukan titik lokasi penyelaman kami esok hari. Matahari malu-malu muncul di ufuk timur, bergegas kami sarapan dan mengecek peralatan selam kami, hari ini penyelaman di laut kami mulai pada bagian timur pulau yang menurut cerita para nelayan pernah nampak dugong melintas di perairan ini. Dengan metode transect sabuk, atau biasa disebut LIT (Line Intersect Transect) kami mulai mengumpulkan data terumbu karang dan ikan karang sebagai indicator kesehatan terumbu karang.

Bawah Laut Diver Pulau Satonda - Taman Nasional Moyo Satonda.jpg

“Beruntung sekali kita menyelam di Bulan April ini” kata saya pada Syamsul salah satu rekan tim survey potensi terumbu karang mengakhiri penyelaman di hari itu. Sebelumnya kami pernah melakukan penyelaman di musim penghujan, yakni bulan Desember, karena erosi dari main island menyebabkan visibility hanya mencapai 2-4 meter kala itu. Bulan April menjadi waktu yang tepat bagi penikmat surga bawah laut perairan Pulau Satonda. Visibility yang baik rata-rata 10-15 meter, ikan karang yang melimpah, dan arus bawah yang tenang menjadi kelebihan penyelaman di bulan ini. Namun kondisi arus di bagian barat, dan barat daya Pulau tidak kami sarankan bagi penyelam pemula, meski pertemuan dengan manta menjadi imbalannya. Lokasi tersebut kami sebut Manta Point. Terdapat dua spesies pari yaitu Manta birostris dan Manta alfredi yang masuk dalam daftar Appendix II CITES, salah satunya ada di perairan ini. Menyelam di titik ini, perlu berhati-hati jangan terkecohdengan slopenya yang landai karena kemudian akan bertemu wall yang cukup dalam. Namun bagi divers yang sudah advance pemandangan wall yang menakjubkan justru yang dicari. Dominasi Xenia spp dan Sinularia spp. masih dijumpai di titik ini. Sedangakan jenis yang tidak ditemui di jalur sebelumnya Seriatopora hystrix dan Porites astreoides. Keragaman jenis ikan di Pulau Satonda meliputi ikan Indikator Spesies terdiri dari 1 famili dan 9 jenis; Target Group, terdiri dari 8 famili dan 45 jenis; Mayor Group terdiri dari 21 famili dan 142 jenis. Jenis – jenis ikan karang yang mendominasi diantaranya Caesio, Siganus, apogon, abudelduf, chromis dan cyrrhilabrus.

Bawah Laut Pulau Satonda - Taman Nasional Moyo Satonda.JPG

Jenis-jenis biota laut lainnya yang terdapat di Pulau Satonda diantaranya adalah berbagai jenis moluska seperti kima (Hippopus hippopus dan Tridacna sp.), Cypraea sp., Lambis lambis ; penyu sisik (Eretmochelys imricata), serta jenis-jenis karang lunak seperti Xenia sp., Sarcopyton sp., Labophyton sp., Hetractris crispa, Nephtea sp., Capnella sp., Lemnalia sp. dan Astrospicularis sp. yang penyebarannya di daerah rataan terumbu (reef flat) baik dibagian selatan maupun timur pulau.

P5072275.JPG

Kondisi terumbu karangnya sangat bagus, ditandai masih banyaknya jenis ikan karang, terutama dari family Chaetodontidae dan kima. Tutupan terumbu karang di titik ke enam masuk dalam kategori tinggi yaitu 75 %, dengan Xenia spp., Acropora spp., Goniastrea spp., dll. Hampir di semua titik lokasi pengamatan di perairan Pulau Satonda dapat ditemui ikan indicator kesehatan karang, kali ini spesies Chaetodon kleinii, Chaetodon meyeri, Chaetodon speculum, ditemukan dalam jumlah yang banyak.

Bagi Pengunjung yang tidak mempersiapkan alat selam tidak perlu khawatir tidak bisa menikmati keindahan terumbu karang, karena di Pulau ini Kelompok Lentera binaan BKSDA NTB, menyewakan alat snorkeling lengkap dengan fin nya. Sehingga pengunjung dapat menikmati keindahan taman laut di depan dermaga di sisi sebelah selatan ke barat dan ke timur yang menyuguhkan pemandangan keragaman terumbu karang dan biota laut. Setiap kali kami menyelam, kami bertemu dengan penyu yang seakan mengajak kami berdansa. Eretmochelys imbricate ini termasuk salah satu spesies yang termasuk dalam red list IUCN dengan kategori kritis (CR). Pemandangan schooling fish di lokasi ini pun akan membuat kita gemas ingin bermain dengannya. Clown fish “si Nemo” yang malu-malu muncul dari rumah anemonnya, scorpion fish yang cantik namun gagah berenang diantara terumbu karang. Rasanya tak ingin menyudahi penyelaman ini. Hasil eksplorasi selama lima hari ini, dari 7 (tujuh) titik pengamatan, luas terumbu karang hidup seluas 10.836.077 cm².

Bagi pengunjung yang sekedar singgah, dapat makan dan minum di restoran yang ada di pulau ini, yang ingin bermalam pun terdapat fasilitas yang memadai. Di Pulau tak berpenghuni ini terdapat cottage yang meyediakan fasilitas kamar yang bersih dan nyaman serta kamar mandi dengan air panas dan dingin dengan harga terjangkau. Menghabiskan waktu libur, menghilangkan kepenatan di pulau ini dapat dilakukan dengan membaca buku sembari menikmati sunset di pantai, menikmati surga bawah laut, atau berenang di Danau Motitoi yang hangat, mengamati perilaku ribuan kelelawar yang datang dan pergi di sisi sebelah utara danau, mengamati si mungil burung gosong yang lincah, elang bondol menyergap mangsa bagi yang hobi pengamatan burung, menikmati terangnya bintang di langit malam yang cerah.

Pulau karang bernama Pulau Moyo di sisi barat Pulau Satonda tak kalah menarik. Pulau sebagai habitat penting satwa terancam punah Kakatua kecil jambul kuning (Caccatua sulphurea). Terdapat 2 site pengamatan populasi si cantik berjambul kuning ini, Site Ai Manis dan Brangsedo. Dari kedua titik ini ditemukan 115 individu kakatua. Hari itu cuaca sangat panas, berendam di air terjun berundak tujuh sangat menyegarkan siang itu selepas pengamatan burung. Air terjun Mata Jitu dikenal juga dengan sebutan air terjun Air Mata Lady Di. Di tempat jatuhnya air terjun terbentuk gua kecil dan dijumpai stalagtit di mulut dan atap gua. Meski hanya setinggi lebih kurang 7 meter, air terjun terlihat cantik karena keberadaan stalagtit dan airnya yang jernih kehijauan. Air sungainya sama berwarna hijau kebiruan jernih dengan empat undakan dan tujuh kolam. Seperti terasering, air yang mengalirpun terjun berundak-undak, menciptakan panorama yang cantik. Undakan atau teras ini merupakan bentukan batuan gamping yang mengendap. Diduga bebatuan ini terbentuk sejak ribuan tahun yang lalu. Nama Matajitu diberikan oleh masyarakat setempat yang memberikan makna bahwa air terjun ini berasal dari mata air yang jatuhnya tepat mengenai kolam dibawahnya. Keindahan air terjun dan sungai Matajitu juga pernah dinikmati langsung oleh mendiang Putri Diana, vokalis The Rolling Stones Mick Jagger, petenis dunia Maria Sharapova dan David Beckam.

Pulau Moyo memiliki keragaman 5 jenis mamalia, 10 jenis reptile, 45 jenis burung terestrial dan burung air, 210 jenis tumbuhan dan Spesies kunci : kakatua kecil jambul kuning dan rusa timor. Di perairan laut Pulau Moyo terdapat ≥ 110 jenis ikan karang, ≥ 28 genus karang dengan Tutupan karang 33% - 95% dan menjadi daerah migrasi Cetacean (12 jenis cetacean).

Dengan segala keindahan di darat dan perairan Taman Nasional Moyo Satonda tidak salah bila kita sebut itu Surga. Yuk berwisata ke Taman Nasional Moyo Satonda.

Balai KSDA Nusa Tenggara Barat

Posted in Artikel on Apr 06, 2023




Artikel Lainnya


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem

Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi

Jakarta: Gedung Pusat Kehutanan Manggala Wanabakti Blok 1 Lantai 15, Jl. Jend. Gatot Subroto Senayan
Bogor: Jl. Ir. H. Djuanda No.15 Bogor
Phone: Jakarta (021) 5790 3072, Bogor (0251) 8324 013
Email: dit.pjlhk@gmail.com

Copyright 2020 © Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi. All Rights Reserved.