Saat ini media sosial dan website telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari baik bagi institusi pemerintah/swasta,pelaku bisnis,sekolah dan perguruan tinggi maupun perorangan dengan substansi konten tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Konten yang baik membutuhkan ketrampilan dan pemahaman yang baik dari si pembuatnya yaitu bagaimana menuliskan narasi/caption, membuat tulisan/foto/video yang baik dan menarik dan kemudian mengemasnya hingga menjadi konten media sosial/website yang dapat dinikmati oleh audiens.
Terkait hal tersebut, Direktorat PJLKK menyelenggarakan kegiatan Pojok Belajar pada hari Rabu tanggal 27 Maret 2024 bertempat di Arch Hotel, Bogor. Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid dengan peserta dari perwakilan UPT Ditjen KSDAE dan para pemegang Perijinan Berusaha wisata alam baik sarana maupun jasa. Peserta yang hadir secara luring sebanyak 45 orang dan secara daring melalui kanal zoom sebanyak 450 orang. Narasumber pada kegiatan Pojok Belajar yaitu Agus Prijono (Penulis Profesional), Ricky Martin (National Geographic Indonesia) dan Wicaksono (Digital Content Advisor).
Direktur PJLKK, Nandang Prihadi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi saat ini mengampu 4 jenis jasa lingkungan yaitu jasa lingkungan wisata alam, air (massa dan energi), karbon dan panas bumi. Dalam pemanfaatannya, masyarakat mendapatkan akses salah satunya sebagai pemegang Perijinan Berusaha wisata alam baik sarana maupun jasa sesuai peraturan yang berlaku. Ijin jasa wisata alam sebagai contoh penyedia jasa makanan/minuman, transportasi, akomodasi, souvenir, pemanduan dan jasa informasi wisata alam. Hal ini dilakukan agar selain memberikan manfaat ekologi dan hidrologi, jasa lingkungan juga dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.
Nandang berpesan agar peserta dapat memanfaatkan kesempatan belajar tersebut dengan baik dan berharap bahwa peserta dari para pemegang perizjinan untuk membuat konten promosi terkait layanan sarana dan jasa yang mereka miliki. Ia juga menghimbau para pemegang ijin agar mewaspadai resiko-resiko bahaya yang dapat timbul dalam penyelenggaraan wisata alam, serta etika berkunjung yang harus dipatuhi oleh pengelola, pengunjung, penyedia jasa dan penyedia sarana, juga pihak-pihak terkait lainnya. “Mohon perhatiannya, terkait hal tersebut agar para pemegang sarana dan jasa untuk membuat SOP”, himbau Nandang. “Mengingat bahwa acara ini diikuti oleh seluruh UPT Ditjen KSDAE, harapannya ilmu yang akan diperoleh pada hari ini dapat meningkatkan kualitas media sosial Ditjen KSDAE,”imbuhnya.
Dari pagi hingga menjelang buka puasa Ramadhan peserta memperoleh pencerahan dari narasumber. Agus Prijono menjelaskan teknis menulis yang baik. “Biasakan membuat outline atau kerangka tulisan sebagai panduan kita dalam menulis, apalagi jika kita mempunyai bahan yang banyak untuk ditulis maka wajib untuk membuat kerangka tulisan.Kemudian untuk memudahkan kita mendapatkan ide tulisan maka rajin-rajinlah membaca buku, menyimak konten-konten di YouTube, melihat konten orang lain atau ngobrol dengan orang lain. Dan agar dibedakan cara menulis formal dan popular. Tulisan formal biasanya untuk hasil penelitian yang sudah ada ketentuan kerangka tulisan yang baku. Untuk tulisan popular, gunakan Bahasa yang lebih santai, namun tetap mengikuti Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Ejaan Bahasa Indonesia. Untuk judul, sebaiknya dibuat setelah tulisan selesai kecuali untuk tulisan hasil penelitian. Judul tulisan juga jangan terlalu panjang, usahakan hanya 5 kata,”papar Agus. “Tulisan yang baik adalah yang dapat menginspirasi pembacanya untuk menulis,”tegasnya.
Sementara itu, Teknik memoret dan membuat video dengan menggunakan smartphone disampaikan oleh Ricky Martin. “Ngga ada bedanya antara memotret dengan smartphone atau menggunakan kamera DSLR. Dasar-dasar foto/videografinya sama, yang diperlukan juga sama yaitu cahaya. Hanya saja, smartphone ada keterbatasannya. What you see is what you get. Jadi perhatikan obyek-obyek yang akan dimasukkan ke dalam frame/bingkai kamera dan jangan lupa ada obyek yang menjadi point of view,”jelas Ricky.
Narasumber ke tiga yaitu Wicaksono atau yang lebih dikenal dengan nama akun instagramya “Ndorokakung” menegaskan bahwa semua pengelola media sosial harus memperhatikan algofitma Instagram agar mengetahui engagement rate dari postingan-postinganya. “Engagement rate tinggi artinya dihargai oleh algoritma Instagram sehingga setiap ada postingan akan muncul di beranda follower. Sehingga engagement rate lebih penting daripada jumlah follower. Jika ingin sukses mengelola media sosial, maka algoritma menjadi hal yang penting,”ungkap Wicaksono. Dalam menaggapi komentar negatif di sosial media, Wicaksono menyarankan agar tidak ditanggapi jika memang pemilik akun tidak sberalah. “Kita perlu merendahkan diri serendah-rendahnya untuk mengundang simpati orang,” tegasnya.
Peserta luring dan daring sangat antusias dengan materi-materi yang disampaikan. Banyak pertanyaan yang disampaikan termasuk dari peserta yang berada di ruang zoom. Peserta luring juga mendapat kesempatan untuk mempratikkan teori yang sudah diperoleh dan mendapat materi singkat namun praktis yaitu mengedit foto/video hingga menjadi materi konten dengan menggunakan aplikasi CapCut.
Semoga ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat dan dipraktikkan untuk perbaikan media sosial kita sebagai media promosi dan edukasi kita, untuk mendukung pemanfaatan jasa lingkungan di kawasan konservasi yang berkelanjutan.
Penulis : Tri Winarni
Foto : Dokumentasi Dit. PJLKK
