Kolaborasi Pembangunan Daerah Jembrana Melalui Ekowisata Taman Nasional Bali Barat

Kolaborasi Pembangunan Daerah Jembrana Melalui Ekowisata Taman Nasional Bali Barat

01 Mar, 2024

jembrana bali barat.jpg

Industri pariwisata memberikan sumbangan yang sangat siginifikan bagi perekonomian nasional dan daerah. Kementerian Parekraf mencatat bahwa pada September 2023, kontribusi pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar 3,83%. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan pada tahun lalu yang sebesar 3,6%. Di Kawasan konservasi, potensi alam dan budayanya telah menjadi obyek dan daya tarik yang mendorong wisatawan domestik dan mancanegara untuk berkunjung, salah satunya adalah Taman Nasional Bali Barat. Kawasan konservasi ini memiliki luas kurang lebih 77.000 hektar. Dengan cakupan yang sangat luas, Taman Nasional Bali Barat terbagi lokasinya di Semenanjung Prapat Agung, Pulau Menjangan, Banyuwedang, Teluk Terima, Tegal Bunder, Klatakan, dan Cekik. Hampir setengah kawasan Taman Nasional Bali Barat terletak di Semenanjung Prapat Agung.

Di Semenanjung Prapat Agung terdapat ekosistem yang sangat beragam mulai dari ekosistem pantai, mangrove, savana hutan musim,hutan evergreen, dan terdapat berbagai jenis burung seperti burung air, burung jalak, burung gelati, perkutut, dan perkutut bahkan jenis predator mudah terpantau.

Sementara itu, Pulau Menjangan yang memiliki luas sekitar 175 hektar dikelilingi perairan laut yang memiliki terumbu karang hingga di kedalaman 40 meter dengan air yang jernih. Biota laut yang terdapat di Pulau Menjangan juga sangat beragam. Selain itu, di Pulau Menjangan juga burung bangau mudah ditemui. Pulau Menjangan memiliki 8 spot diving maupun snorkeling dengan keindahan biota lautnya yang memanjakan mata para wisatawan.

Banyuwedang yang terletak di batas sebelah timur kawasan taman nasional memiliki hamparan pasir bercampur dengan pecahan-pecahan batu karang di areal bekas tambak yang membuat lokasi ini menjadi lokasi favorit bagi para pecinta burung air. Di Banyuwedang pengunjung dapat menjumpai burung jenis pelican, cangak, bagu, belibis, derek,trini-trinilan, dan lain sebagainya. Selain itu beberapa jenis mangrove juga masih bisa tumbuh dikawasan ini. Pada kawasan Teluk Terima dengan banyaknya sungai yang mengalir membuat satwa-satwa betah hidup di lokasi ini. Tidak hanya jenis burung, mamalia, reptile, capung, hutan pantai, mangrove, savana, hutan musim serta evergreen adalah ekosistem yang terdapat disana. Teluk Terima menjadi salah satu destinasi favorit di Taman Nasional Bali Barat. Jungle tracking dan bird watching adalah aktivitas wisata yang sering dilakukan oleh para wisatawan.

Destinali lain adalah Tegal Bunder yang berada di tengah-tengah kawasan Taman Nasional Bali Barat yang relative mudah dijangkau. Ekosistem mangrove savana dan hutan musim mendominasi lokasi ini. Beberapa spot digenangi air payau sehingga menjadi rawa. Jenis kareo padi, jalak bali, cekakak sungai, raja udang punggung merah dapat dijumpai di kawasan Tegal Bunder. Di Tegal Bunder terdapat penangkaran jalak bali yang di kelola oleh Taman Nasional Bali Barat.

Tak kalah menarik adalah Klatakan berupa perbukitan dan gunung-gunung kecil yang memanjang dari Kabupaten Jembrana hingga Kabupaten Buleleng yang kental dengan kebudayaan Bali dan masih terjaga dengan baik. Ekosistem Klatakan berupa hutan hujan dataran rendah,membuat mata air mengalir hingga ke permukiman masyarakat. Burung-burung jenis julang, rangkong, elang alap-alap serta ayam hutan merah masih mudah dijumpai disini.

Dengan posisinya yang berada tak jauh dari Gilimanuk, akses ke Taman Nasional Bali Barat sangatlah muda. Savana di Karangsewu, mangrove di Teluk Gilimanuk, hutan hujan dan hutan evergreen yang mengelilingi lokasi ini menjadi habitat yang lengkap bagi satwa.Tidak hanya burung, jenis reptile, amfibi, mamalia dapat dengan mudah dijumpai di lokasi ini. Jalak bali, jalak hitam, burung cabai, dan butltok adalah beberapa jenis burung yang dapat dijumpai. Sekitar 160 spesies hewan dan tumbuhan dilindungi di taman nasional ini. Satwa seperti Banteng, Rusa, lutung, kalong dan aneka burung. Taman Nasional Bali Barat merupakan tempat terakhir untuk menemukan satu-satunya endemik Bali yang hampir punah, Jalak Bali di habitat aslinya.

Foto2-Artikel-DewiRPN.jpeg

Pada tanggal 19 Januari 2024, Balai Taman Nasional Bali Barat menyelenggarakan Bimbingan Teknis Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat dengan tema “Peningkatan Kapasitas Masyarakat Dalam Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam. Acara ini dihadiri oleh beberapa pejabat KLHK termasuk Direktur PJLKK, juga dari unsur Pemda seperti Kadispar Jembrana, Kadisparbud Jembrana, serta unsur tokoh masyarakat setempat.

Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Jembrana, I Made Budiana mewakili Bupati Jembarana menyampaikan bahwa kesiapan Kabupaten Jembrana dalam pengembangan wisata perlu didukung dengan kesiapan masyarakat dan berbagai pihak dalam membangun dan menjaga keberlangsungan aktivitas wisata alam di Kabupaten Jembrana. “Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pemanfaatan wisata alam menjadi sebagai bentuk kolaborasi positif antara KLHK dan pemerintah Kabupaten Jembrana. Peningkatan kapasitas ini juga sejalan dengan misi pemerintah Kab. Jembrana “Nangun Sad Kerthi Loka Jembrana”. Ia menjelaskan bahwa Kabupaten Jembrana dalam pelaksanaan pemerintahannya menerapkan pembangunan SDM yang berkualitas dan berdaya saing (Jana Kerthi) dan menjaga kelestarian hutan pegunungan, hutan bakau dan buyuk sebagai satu kesatuan ekosisten dalam konsep segara gunung (Wana Kerthi). Tujuan pemerintahan yang sejalan dengan tujuan pengelolaan kawasan konservasi, dinilai menjadi salah satu wujud kolaborasi antara pemerintah daerah dan peerintah pusat. Dengan meningkatnya kelestarian hutan diharapkan sejalan juga dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Kabupaten Jembrana sudah memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pariwisata alam mulai dari aksessibilitas, amenitas dan obyek wisata yang menarik. Namun, kesiapan ini masih belum diiringi dengan pertumbuhan pariwisata yang tinggi. Sehinga ia menyambut baik kolaborasi yang dikembangkan oleh Balai TN Bali Barat.

Pengembangan wisata alam pada Kawasan konservasi, akan meningkatkan pengembangan wisata pada suatu daerah. Kawasan konservasi dengan konsep pengembangan wisata alam dengan kapasitas dan daya dukung, akan turut menghidupkan obyek wisata alam sekitarnya sebagai diverisifikasi obyek sekaligus peningkatan nilai ekonomi masyarakat dari bidang wisata alam.


Penulis : DewiRPN

Editor : Tri Winarni

Foto1: TNBaliBarat Foto2: DewiRPN

Posted in Artikel on Mar 01, 2024




Artikel Lainnya


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem

Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi

Jakarta: Gedung Pusat Kehutanan Manggala Wanabakti Blok 1 Lantai 15, Jl. Jend. Gatot Subroto Senayan
Bogor: Jl. Ir. H. Djuanda No.15 Bogor
Phone: Jakarta (021) 5790 3072, Bogor (0251) 8324 013
Email: dit.pjlhk@gmail.com

Copyright 2020 © Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi. All Rights Reserved.