Taman Nasional Gunung Rinjani Alam Dewi Rinjani

Taman Nasional Gunung Rinjani Alam Dewi Rinjani

11 Nov, 2020

Memiliki luas sekitar 41.330 hektar, Taman Nasional Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Propinsi Nusa Tenggara Barat memang menantang untuk disinggahi. Memiliki puncak setinggi 3.726 mdpl, daya tarik utama gunung tertinggi ketiga di Indonesia ini terletak pada pesona Danau Segara Anak yang berada di ketinggian ±2.008 mdpl dengan luas ±1.100 hektare, dan memiliki kedalaman hingga ±230 meter.

Segara anak terbentuk dari hasil letusan Gunung Rinjani pada masa purba. Saat itu diperkirakan Gunung Rinjani memiliki ketinggian 5.000 mdpl. Bekas letusan dahsyat yang terjadi membentuk sebuah kawah besar yang kemudian terisi oleh air. Pada 1994, permukaaan danau terangkat naik karena aktivitas letusan Gunung Rinjani. Lalu, muncul gunung baru atau Anak Gunung Baru Jari, yang kemudian memperkuat daya tarik wisatawan untuk mendaki Gunung Rinjani. Adanya aktivitas vulkanik, kemudian membuat Gunung Baru Jari terus bertambah tinggi. Saat ini tingginya diperkirakan ±2.300 mdpl dan mempunyai kawah aktif berukuran ±170 meter x 200 meter.

Fenomena alam Gunung Rinjani yang kemudian menjadi daya tarik bagi wisatawan itu sempat terbingkai pada mata uang pecahan Rp. 10.000 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia tahun 1998. Oleh Bank Indonesia, potret panorama Gunung Baru Jari yang muncul dipermukaan danau kawah dikelilingi oleh tebing setinggi ratusan meter, serta puncak Gunung Rinjani yang menjulang ke angkasa dianggap pantas untuk dipromosikan kepada masyarakat Indonesia.

Bagi pendaki, Danau Segara Anak menjadi lokasi favorit untuk berkemah dan melepas penat seusai mendaki melintasi perbukitan terjal, savana, memasuki hutan belantara selama 12 jam. Selain melepas penat, lokasi ini juga ideal untuk memanjakan lidah. Ikan-ikan yang ditebar di danau telah dewasa dan banyak beranak pinak sehingga bisa dipancing untuk memenuhi kebutuhan pangan para wisatawan. Jumlah ikan yang melimpah di Segara Anak, membuat penduduk lokal tertarik datang untuk memancing meskipun harus turun naik bukit selama berjam-jam. Beberapa diantaranya bahkan ada yang menginap selama beberapa hari, dan baru pulang ketika hasil pancingan sudah dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Selain itu, Gunung Rinjani dianggap sebagai tempat suci oleh masyarakat Pulau Lombok khususnya masyarakat Hindu. Setiap tahun ribuan umat Hindu melakukan sembahyangan di areal Danau Segara Anak yang dikenal dengan upacara “Mulang Pakelem”. Lebih lanjut banyak masyarakat Lombok datang ke areal Danau Segara Anak untuk tujuan berobat. Mereka melakukan ritual pengobatan dengan berendam di air panas dan di Danau Segara Anak. Beberapa sumber air panas yaitu Aik Kalak, Pinggiran Danau Segara Anak maupun di beberapa gua.

Tak hanya panorama alam, keanekaragaman flora dan fauna yang berada di kawasan taman nasional juga menjadi magnet tersendiri bagi para wisatawan. Selain terdapat satu jenis mamalia endemik, yaitu Musang rinjani (Paradoxurus hermaproditus rinjanicus), Celepuk rinjani (Otus jolandae) dikawasan ini juga terdapat Kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), Lutung budeng (Trachypithecus auratus javanica), dan beberapa jenis reptilia. Sedangkan jenis tumbuhan yang bisa ditemui disini diantaranya Jelutung (Laportea stimulans), Dedurenan (Aglaia argentea), Beringin (Ficus benjamina), Jambu-jambuan (Syzgium sp.), dan 2 jenis anggrek endemik yaitu Perisstylus rintjaniensis dan P. Lombokensis.

Untuk bisa merasakan petualangan di Gunung Rinjani, ada (empat) jalur yang biasanya dilalui oleh para turis atau pun pendaki, yaitu jalur Desa Sembalun, Desa Senaru, Timbanuh dan Aik Berik.

Tata Kelola yang Baik

Nama Rinjani diambil dari legenda Dewi Rinjani di Lombok. Warisan alam Dewi Rinjani yang telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi sejak zaman Hindia Belanda pada tahun 1941 hingga kini masih terjaga kelestariannya. Hal tersebut menandakan bahwa konsep kemitraan pengelolaan taman nasional yang melibatkan para stakeholder terkait telah berada pada jalur yang tepat.

Konsep kemitraan taman nasional melibatkan LSM, tokoh adat, tokoh agama, industri pariwisata, trekking operator, pemandu gunung (guide dan porter) hingga masyarakat disekitar kawasan. Bukan saja berhasil menjaga kelestarian warisan alam Dewi Rinjani, tapi juga memberikan manfaat ekonomis bagi masyrakat disekitar kawasan. Saat ini tersedia ±84 sarana akomodasi berupa hotel dan homestay di pintu-pintu masuk pendakian. Hingga saat ini telah terbentuk Forum Citra Wisata Rinjani yang mewadahi 80 Trekking Operator yang memiliki Izin Usaha Penyediaan Jasa Wisata Alam dan Forum Porter Guide Rinjani untuk mewadahi ±1.400 orang porter dan guide yang menyediakan jasa pemanduan gunung di jalur pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani.

Lebih lanjut pengelolaan pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani yang berusaha mewujudkan pendakian yang aman dan nyaman bekerjasama dengan PT. Asuransi Jiwa Syariah Amanah Githa untuk menyediakan asuransi bagi pendaki dan pemandu gunung yang melakukan kegiatan pendakian. Selain itu guna meningkatkan pelayanan wisata juga bekerjasama dengan Edelweiss Medical Help Canter dalam melakukan kegiatan SAR pada kecelakaaan pendakian. Dalam pelaksanaan tugasnya Taman Nasional Gunung Rinjani didukung juga oleh adanya Masyarakat Mitra Polhut, Masyarakat Peduli Api dan Kader Konservasi serta beberapa kelompok masyarakat lainnya di Desa Penyangga.

Konsep kemitraan pengelolaan di Taman Nasional Gunung Rinjani dengan tata kelola ini bisa berhasil karena ada manfaat langsung yang diterima oleh masyarakat. Keberhasilan tata kelola berbasis kemitraan itu berhasil membawa Taman Nasional Gunung Rinjani meraih penghargaan Destination Stewardship Award pada tahun 2004 dari Conservation International dan National Geographic Travelers. Pada tahun 2005 Taman Nasional Gunung Rinjani mendapat nominasi (3 besar) penghargaan “Tourism For Tomorrow Award 2005” kategori “Destination Award” dari World Travel & Tourism for Tomorrow Award 2007. Pada tanggal 25 Juli 2018 pulau Lombok (Cagar Biosfer Rinjani - Lombok) ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfer baru, dimana kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani sebagai area intinya. selain itu kawasan Rinjani (Geopark Rinjani Lombok) juga telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark yang baru pada tanggal 17 April 2018.

Sederet upaya untuk menjaga kelestarian Taman Nasional Gunung Rinjani itu terkait dengan peranan besar dari Gunung Rinjani sebagai penyuplai sumber daya air utama bagi masyarakat di Pulau Lombok. Terdapat 51 sungai dari 54 sungai di Pulau Lombok (90%) yang berhulu pada kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.

Cara Mencapai Lokasi

• Mataram - Selong – Aikmel – Sembalun (±98 km), sekitar ±3 jam berkendara. • Mataram – Bayan – Senaru (±88 km), sekitar ±2,5 jam berkendara. • Mataram – Tratak – Aik Berik (±39 km), sekitar ±1 jam 25 menit berkendara • Mataram – Masbagik – Timbanuh (±56 km), sekitar ±1 jam 50 menit berkendara. • Mataram – Bayan – Torean (85 km) sekitar 2,5 jam berkendara.

Posted in Artikel on Nov 11, 2020




Artikel Lainnya


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem

Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi

Jakarta: Gedung Pusat Kehutanan Manggala Wanabakti Blok 1 Lantai 15, Jl. Jend. Gatot Subroto Senayan
Bogor: Jl. Ir. H. Djuanda No.15 Bogor
Phone: Jakarta (021) 5790 3072, Bogor (0251) 8324 013
Email: dit.pjlhk@gmail.com

Copyright 2020 © Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi. All Rights Reserved.